2015 is uneasy. my hardest year so far, to be exact, haha. terutama di bulan-bulan terakhir. semacam langsung di-bruuukk-in sama setumpuk hal, silih berganti, sampe kadang gak sempet napas :)) sampe ada momen di mana udah bingung mau curhat ke siapa, mau nyeritain hal yang mana, kayaknya dulu udah sempet curhat masalah yang lain, kok ntar kesannya aing immature & tukang sambat semua-semua dikeluhin :)) end up akhirnya semua disimpen sendiri aja :)) well, mungkin ini yang namanya roda kehidupan, pas 2014 gue had so much fun, nah 2015 hadir sebagai 'penyeimbang'nya :))
December 30, 2015
December 19, 2015
saya rindu kamu.
tidak peduli apakah kamu enggan melihat saya, atau begitu ingin menemui saya;
tidak peduli apakah kamu muak dengan saya, atau kehilangan akan saya;
tidak peduli apakah kamu risi dan terganggu dengan saya, atau senang karena saya rindukan;
tidak peduli apakah semua ini menurut kamu berlebihan dan melodramatis, atau bisa menyentuh kamu;
tidak peduli apakah kamu sedang jatuh cinta dengan gadis lain, atau masih menyayangi saya;
dan tidak peduli apakah saya sudah sepenuhnya kamu hapus dari hidup kamu, atau kamu merindukan saya juga.
saya rindu kamu.
sesederhana dan sekompleks itu.
tidak peduli apakah kamu enggan melihat saya, atau begitu ingin menemui saya;
tidak peduli apakah kamu muak dengan saya, atau kehilangan akan saya;
tidak peduli apakah kamu risi dan terganggu dengan saya, atau senang karena saya rindukan;
tidak peduli apakah semua ini menurut kamu berlebihan dan melodramatis, atau bisa menyentuh kamu;
tidak peduli apakah kamu sedang jatuh cinta dengan gadis lain, atau masih menyayangi saya;
dan tidak peduli apakah saya sudah sepenuhnya kamu hapus dari hidup kamu, atau kamu merindukan saya juga.
saya rindu kamu.
sesederhana dan sekompleks itu.
December 14, 2015
salah satu hal mewah, buatku, adalah mendapat kesempatan untuk mendampingi perjuangan orang yang kita sayang.
ya, mendampingi saat mereka sudah berhasil itu menyenangkan, pasti; tapi... ketika kita bisa melihat perjuangan mereka dari nol... dari saat mereka terpuruk, lalu bangkit, dan berhasil... berhasil dalam skala kecilpun: berhasil lulus, berhasil diterima kerja, berhasil lulus dari trainee, berhasil jadi pegawai tetap, and so on... itu jauh lebih mewah menurutku.
dan apalagi kl kita bukan cuma jadi saksi, tapi juga membantu keberhasilan itu. i mean, bukan berarti dia berhasil karena kita. bantuan kita bernilai kecil, mungkin hanya sekedar menemani mereka saat down, menyediakan telinga untuk menampung keluh kesah mereka.. mereka berhasil karena kemampuan dan kegigihan mereka sendiri, tapi mengetahui sumbangsih kecil kita yang mungkin bukan apa-apa itu membawa mereka ke keberhasilan... rasanya menyenangkan. dan membuat hati terasa hangat.
so yea, mendampingi perjuangan orang dari nol sampai berhasil, terutama orang yang kita sayang... itu mewah. bahkan ketika kita sendiripun belum merasakan keberhasilan.
dan semakin mewah ketika kita adalah termasuk dalam orang-orang awal yang mereka beritahu akan keberhasilan mereka itu, kan?
sayangnya. aku sudah tidak berkesempatan untuk merasakan kemewahan pada kalimat terakhir di atas :)
December 12, 2015
pilihan untuk bakal mau punya anak atau enggak kelak masih belon pasti buat gue, but today i know one thing for sure...
kl gue gak yakin gue bakal 'bener' in the future, gue gak bakal punya anak.
maksudnya, kl gue belon yakin bener di masa depan gue gak akan jadi koruptor, mucikari, pelacur, tukang selingkuh, pengedar narkoba, etc... kl gue 'lemah', mending sisan gak usah punya anak.
no, the saddest part about it bukannya kl anak lu tau perbuatan orangtuanya.
but when s/he knows about what you do and has to hide it from everyone, including you. when s/he knows but pretends to know nothing.
s/he will suffer because of it. probably for the rest of his/her life.
i swear to God kl gue gak bakal sejahat itu ke anak gue kelak. gak bakal.
December 11, 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)